Call For Writer

keyboard

  • Karya orisinil dan belum pernah dipublikasikan
  • Tema lomba adalah “Akhlak Nabi Muhammad SAW”
  • Peserta boleh mengirim lebih dari 1 cerpen dengan identitas jelas
  • Spesifikasi cerpen minimal 1 halaman Kertas HVS Kwarto Spasi 2 Font Arial 12
  • Cerpen dikumpul paling lambat 30 Januari 2013 Pukul 24.00 Wita
  • Cerpen diantar langsung ke Sekretariat PC IMM KOTA PAREPARE atau mengunduh ke http://www.facebook.com/imm.parepare berupa dok.
  • Pengumuman hasil lomba pada 2 Februari 2013

Ingatkan IMM Konsisten Pada Garis Perjuangan

Suasana Pembukaan DAM

Suasana Pembukaan DAM

PAREPARE – Asisten Bidang Ekbang  dan Kesra Pemerintah Kota Parepare, Zahrial Djafar, mengingatkan kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Selatan tetap konsisten pada garis perjuangan mereka, sebagaimana dirumuskan para pendiri IMM.

Penegasan ini disampaikan Zahrial, saat membuka Darul Arqam Madya atau pelatihan kepemimpinan tingkat menengah IMM se Sulawesi Selatan, di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Minggu, 25 November.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh IMM Kota Parepare, mengambil tema “Peningkatan Pemahaman Ideologi Politik Serta Stratak dalam Bingkai Profetik”. Diikuti utusan IMM berbagai kabupaten kota di di Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat.

Sejumlah pengurus organisasi ekstrakampus tampak hadir, termasuk Ketua IMM Sulsel, Kaharuddin. Tampak pula Ketua Umum Muhammadiyah Parepare, Nadjib La Ady, dan Ketua Umum Aisyiyah Kota Parepare, Hj. Andi Hikma Azis.

Menurut Zahrial, saat ini terjadi disorientasi dan degradasi gerakan arah perjuangan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan.

Zahrial minta kader-kader muda IMM tetap solid pada garis perjuangan mereka guna menyikapi secara tepat dan benar setiap perkembangan yang terjadi. “Sebab dengan cara itulah IMM akan tetap terpelihara pengaruh dan kewibawaannya di mata masyarakat,” katanya.

Dia juga berharap, kader-kader IMM, khususnya di Kota Parepare mampu melahirkan pemikiran-pemikiran yang segar, serasi dengan tuntutan kemajuan daerah, serta mempunyai manfaat pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Kota Parepare.

Sumber : http://www.humaspemkotparepare.info

Muslimah Tangguh yang bernama Immawati

Muslimah Tangguh yang bernama Immawati

Beberapa hari belakangan ini, media khusunya jejarang sosial ramai memperbincangkan larangan berboncengan mengangkang bagi wanita. Yang menuai banyak protes termasuk dari beberapa lembaga Islam. Aturan ini dianggap perlu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, namun pihak lain menganggapnya berlebihan.

“Wanita yang boncengan di motor dengan posisi mengangkang bisa memprovokasi pengendara pria. Pelarangan ini juga dilakukan untuk melindungi kaum wanita dari kondisi yang tak diinginkan,” ungkap Walikota Lhouksemawe. “Wanita hanya boleh duduk mengangkang di sepeda motor jika mereka sendiri yang mengendarainya, selama mereka mengenakan pakaian secara Muslim,” lanjut Yahya. Aturan ini akan dipublikasikan dalam waktu tak lama. Pembicaraan mengenai sanksi terkait aturan tersebut akan dibahas dengan para pemuka agama. (Suarapembaruan.com)

Jika melihat polemik diatas sesungguhnya bagi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah bukanlah sesuatu yang istimewa. Muslimah IMM yang biasa dipanggil Immawati jauh lebih awal telah mengamalkan cara berboncengan yang islami. Bahkan bagi Immawati, berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahram hukumnya tidak dibolehkan. Itu sesuai dengan adab islami yakni tidak berduaan apalagi bersentuhan tanpa udzur dan alasan yang syar’i dan darurat.

Baca lebih lanjut